ikhlas (anfa'uhum linnasi)

Posted by www.storyofezy.co.cc On Sabtu, 25 Juni 2011 0 komentar

Ikhlas,,kata yang tak mudah..kita adalah manusia yang tidak dapat tidak suka menuliskn kebajikan2 kita..
maka sesekali tulis kebajikan itu di atas air,,menjadi gelombang kecil saja di permukaan,,meriak & menghilang..
atau kadang tulis ia di atas pasir,,agar angin keikhlasan menerbangkannya jauh dari ingatan,,agar ia terhapus,,menyebar bersama butir pasir ketulusan.


Ya Allah Engkaulah yang maha tahu...pengetahuan kami amat sempit dan sedikit...kami tak tahu makna di balik semua kejadian ini...sungguh firman-Mu adalah kejadian...ayat-ayat-Mu adalah peristiwa...tdk ada kematian, karena kematian hakikatnya adalah awal kehidupan baru...ya Allah jadikanlah firman-Mu dalam kehidupan kami...kehidupan yg penuh rahmat, sehat, semangat, berkah dan manfaat...jadikanlah setiap langkah hidup kami langkah yang bermanfaat...jadikanlah setiap proses berpikir kami berpikir yang memberi manfaat...jadikanlah getaran hati kami getaran yang bermanfaat...jadikanlah hidup kami hidup yang memberikan manfaat bagi kemanusiaan dan bagi peradaban...jadikanlah kami hamba-Mu yang bermanfaat...jadikan kami anfa'uhum linnasi...amiin.

mimpi

Posted by www.storyofezy.co.cc On Kamis, 23 Juni 2011 0 komentar

dalam hitam kelap malam
kuberdiri melawan sepi
di sini di pantai ini
telah terkubur sejuta kenangan
dihempas keras gelombang
dan tertimbun batu karang
yang tak kan mungkin dapat terulang
*
wajah putih pusat pasi
tergores luka di hati
matamu membuka kisah
kasih asmara yang telah ternoda
hapuskan semua khayalan
lenyapkan satu harapan
kemana lagi harus mencari
kau sandarkan sejenak beban diri
kau taburkan benih kasih
hanyalah emosi
melambung jauh terbang tinggi
bersama mimpi
terlelap dalam lautan emosi
setelah aku sadar diri
kau tlah jauh pergi
tinggalkan mimpi yang tiada bertepi
kini hanya rasa rindu
merasuk di dada
serasa sumpah melayang pergi
terbawa arus kasih membara

titipan seorang teman

Posted by www.storyofezy.co.cc On 0 komentar



malam itu aku ditunjukan oleh kaka seorang temanku sebuah buku hukum yang di Fakultas Hukum UGM, ia menunjukan halaman tentang TEORI PEMBUKTIAN
Entah mengapa, ini mungkin kegilaan terbesar dalam hidup aku khususnya dalam hal Cinta! pertama kali ku kenal dia melalui BBM, padahal entah bagaimana parasnya karena memang aku belum pernah bertemu, namun dapat aku simpulkan, AKU TERKESAN DENGAN SIKAPNYA!

Berhari-hari intensitas waktu aku dengannya bertambah, ya meskipun hanya lewat bbm dan sms, aku pun mulai ingin mengenal lebih jauh, dan aku dapat simpulkan juga, dia memang org yang baik, dan mungkin mulai saat itu aku mulai mengerti bahwa aku mulai "SAYANG"
Sikapnya yg selalu care dan overall baik adalah hal pertama yang bisa buat aku "SAYANG", yaa walaupun belum pernah sekalipun aku bertemu, KEBODOHAN yang luar biasa, diluar nalar mungkin, dan pertama kalinya aku rasakan, but i'm happy!
Akhirnya telpon pertama pun datang, menceritakan masalahnya dengan masa lalunya yang menurut aku sangat rumit! Ingin sekali ku membantu, tapi apa yang dapat kulakukan?? AKU TIDAK BERJANJI DAPAT MENYELESAIKAN MASALAHMU, TAPI AKU BERJANJI AKU AKAN SELALU MEMBANTUMU DARI MASALAH-MASALAHMU! hanya itu, karena bertemu pun aku blum pernah, akhirnya hanya saran dan doa yang bisa kulakukan.
Singkat kata, pertemuan pertamaku dengannya, di sebuah cafe di depan kampus UGM! memaksakan diri untuk brangkat dari Bogor ke YOGYAKARTA, karena memang saat itu kuliahku sedang libur, pertemuan berlangsung singkat karena malam itu juga dia harus pulang ke Bandung, dan aku dapat simpulkan ' Sikapnya berpadu dengan parasnya yang indah', berlebihan mungkin, karena itulah yang kurasa.

Setelah pertemuan itu, setiap pagi, siang, malam selalu aku kirim bbm dan sms, tapi tak pernah ada balasan! Well aku tak pernah menyerah, segala upaya dan do'a pun aku lakukan, kegilaan selanjutnya, aku tak pernah yakin dia  mempunyai rasa yang sama denganku, tapi aku yakin aku mampu meyakinkannya, dan aku yakin aku memiliki harapan meskipun hanya 10%, tapi sangat sulit bagiku karena sampai saat itu pun aku tak tau bagaimana dia terhadapku!
Akhirnya setelah beberapa hari ia pun membalas bbm ku, dia menjelaskan semuanya, bahwa ia sedang mempunyai masalah dengan masa lalunya, ia memutuskan bahwa saat itu adalah saat terkahir ia kuliah di UGM! well setelah saat itu emosiku pun mulai labil, aku beranggapan tak ada lagi harapan untukku mendapatkan hatinya, sulit dan tipis! tak ada yang bisa aku lakukan untuk menahannya, dan mungkin ini yang terbaik, setiap malam aku termenung sesekali menangis! Huhhh lemah! tapi inilah aku, inilah diriku! hingga ujianku terbengkalai, selalu hanya ia yang ada di pikiranku! Allah sedang mengujiku.

Kamis 28 april 2009 hari dia terakhir di Yogyakarta, saat itu juga aku berangkat menuju Yogyakarta, ingin sekali aku bertemu dengannya, yah sekedar mengucapkan salam perpisahan, singkat kata aku pun berangkat, mengorbankan urusan urusanku yang mendadak aku batalkan, tak peduli seberapa besar pengorbananku, yang aku inginkan saat ini membuat dirinya tersenyum padaku. Jam 8 malam aku tiba di Yogyakarta, dan aku bertemu di tempat pertama kali bertemu, mulai dari jam stengah 1, aku memulai obrolan, dan aku sangat nyaman bisa bertemu dan bicara dengannya, aku yakinkan hati untuk mengungkapkan isi hatiku, tapi naas ia sedang berada di puncak masalah dengan masa lalunya. aku mengurungkan niatku! pertimbanganku aku tak mau menambah masalah lagi, perasaanku saat itu adalah penyesalan dan resiko, saat itu pula mataku terasa berat, mungkin karena air mata yang sudah ada di ujung mata, ya tak akan ada lagi kesempatan itu.
Aku habiskan malam itu bersamanya hingga pukul 4 pagi, aku hanya ingin dia tau bahwa aku sayang tanpa aku harus katakan perasaanku, aku nyaman, tapi entah apa yang dirasakannya

Saat perpisahan itu tiba, sedih pun datang, tapi apa yang bisa kulakukan?? kebahagiaan sekaligus penyesalan dalam hidupku.
Penyesalan karena aku tak cukup kuat untuk menyatakan perasaanku padanya, penyesalan karena waktu yang kumiliki tak pernah cukup untuk membuat ia suka padaku.

Entahlah  saat ini mentalku sedang terpuruk, bahkan fikiran 'naudzubillah' untuk self injury pun sempat ada. Mentalku down, emosiku labil! tapi aku sempat merasa bahagia karena dirinya! trimakasih ! kenangan dan penyesalan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Sekarang aku tak tau apakah aku masih harus berharap atau berhenti berharap
Sekarang yang aku butuhkan adalah cara  untuk mengembalikan  semangat dan emosi aku yang masih di bawah.
Dan buku hukum yang ditunjukkan padaku tentang teori pembuktian yang aku aplikasikan dalam perjuangan cintaku belum membuahkan hasil.
Ironis memang, cinta itu gila! 
terimakasih
WE CAN BE A GOOD FRIENDS :

friday, 29 april 2009 08.17
best regard
I'm your admirer

GOD IS THE BEST DIRECTOR 2

Posted by www.storyofezy.co.cc On Sabtu, 11 Juni 2011 0 komentar

Rabb malam ini izinkan aku bercerita tentang diriku
ingin sekali aku bersyukur atas semua yang telah Kau berikan padaku
bersyukur atas ujian-ujian kecil yang Kau beri
dari itu aku bisa mengerti, bahwa dewasa itu merupakan sebuah proses, juga hasil..
ujian-ujian kecil yang aku alami beberapa bulan terakhir, yang mungkin hampir semua orang seusiaku ikut merasakan
kesombonganku terhadapMU telah membuatku buta, bahkan hampir lupa kepadaMU, yang nampaknya aku terlalu menuhankan dunia, seolah olah hanya itu yang bisa membahagiakanku.
tpi Kau selalu menegurku, mengingatkanku sembari tersenyum, tanpa amarah..
dan kebodohanku pun terkadang mengartikan bahwa Engkau terlalu kejam terhadapku
semua fikiran itu ingin aku hapus dari sekarang

dimulai dari ukhuwah yang terputus, dan dari suatu kehendak yang aku paksakan! dari mereka yang membuatku kecewa, aku belajar, apapun yang kita inginkan selama Allah tidak meridhai, seberapa yakin pun kita dan seberapa besarpun keinginan kita semua itu tak akan terjadi

ya dengan Engkau memberiku kesendirian, justru itu yang membuat aku lebih berbahagia, sampai saat ini. meskipun aku tak tahu apakah kedepan aku akan sebahagia ini, semoga!

tak pernah aku rasakan sebelumnya teman-teman sejawatku beriring tawa bersamaku, disampingku.
tak pernah aku rasakan sebelumnya merasa senyaman ini bersama teman-temanku.
dengan jadwal yang 'lumayan'  cukup menguras tenaga dan fikiran, aku lebih bisa merasakan arti kebersamaan, kekeluargaan!
tak bisa aku pungkiri, teman-temanku lah yang merubah pola fikirku, yang menyuntikkan semangat kepadaku, dan mungkin jika aku masih 'bersama orang-orang itu' aku tak akan pernah merasakan semua ini.
TERIMAKASIH YA RAHMAN!

aku tak lagi dibutakan arti egoisme, dsini aku belajar berbagi..
aku tak lagi dibutakan  oleh amarah, disini aku belajar tenggang rasa...
aku tak lagi dibutakan kesendirian, disini aku belajar kekeluargaan...
aku tak lagi dibutakan oleh kesedihan, disini aku diajari KEBAHAGIAAN!

walau hari-hariku tak selalu bahagia bersama mereka
tapi aku merasakan hidupku lebih berbahagia dari sebelumnya
ah mungkin lebih baik jika aku terus seperti ini saja
walau terkadang ada sedikit konflik dengan mereka, tapi aku melihatnya bukan sebuah masalah
kata maaf pun  bukan jadi sesuatu yang sulit aku ucapkan

Rabb
asykuru Syukron katsiron..
terimakasih kau telah memberikan teman yang selalu mengerti aku, mengobati kerinduanku pada mereka yang selalu bersama, kenangan 6 tahunku di ma'had. Kau beri teman baru padaku yang insya allah akan bersama denganku selama 6 tahun.
sekali lagi aku menangis, mengadukan semua kesalahanku kepadaMU.
tapi aku yakin Engkau akan selalu tersenyum
dan sekali lagi aku mengatakan YOU ARE IS THE BEST DIRECTOR!

Cinta

Posted by www.storyofezy.co.cc On Jumat, 10 Juni 2011 0 komentar

Jika ia sebuah CINTA,
dia tak hanya MENDENGAR,
melainkan senantiasa BERGETAR.

jika ia sebuah CINTA,
dia tak mungkin BUTA,
melainkan senantiasa MELIHAT dan MERASAKAN apa yang kita rasakan

jika ia sebuah CINTA,
dia tak akan membuat kita SEDIH,
melainkan senantiasa akan membuat kita BAHAGIA.


jika ia sebuah CINTA,
dia tak hanya BERUCAP,
melainkan senantiasa TULUS dari Dalam HATI.
 

jika ia sebuah CINTA,
dia hadir bukan karena PERMINTAAN,
melainkan HADIR karena KETENTUAN dan KATA HATI-lah yang MENGANTARKANNYA.


jika ia sebuah CINTA,
dia hadir juga bukan karena PAKSAAN,
melainkan senantiasa HADIR karena PENGORBANAN dan KESETIAAN.




"Dan adapaun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah"
(QS Al-Baqarah:165)

ternyata hidup itu sederhana

Posted by www.storyofezy.co.cc On 0 komentar

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

”Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.”

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

”Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.”

Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.” Ibu menjawab: “Mengapa?” Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.”

”Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.”

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.” Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.”

”Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.”

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?” Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi.” Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana.”

”Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.”

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.” Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.” Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

”Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.”

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?” Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”

”Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.”

Nikmati Saja Hidup Ini

Posted by www.storyofezy.co.cc On 0 komentar

Nikmati saja hidupmu, wahai sahabat…
Usahlah engkau bersedih dan mengeluh,
engkau di dunia ini tak akan selamanya,
esokpun engkau akan berpulang,
kembali padaNya... menemuiNya,

Usah engkau risaukan duniamu,
akhirat yang abadi lebih mulia,
bersiaplah engkau untuknya,

Tak perlu banyak bicara,
lakukan saja yang engkau bisa,
ada Dia yang selalu melihatmu,
ada Dia yang selalu mendengar doa-doamu,
ada Dia yang setia menemanimu,

Yakinlah, engkau tak pernah sendiri lagi,
engkau bahagia bersamaNya, bukan?

Rasakanlah kehadiranNya yang setiap saat dekat denganmu,
bahkan ia lebih dekat dari urat nadimu sekalipun,

Lalu...Apalagi alasanmu untuk bersedih?
Apa lagi alasanmu untuk dapat menumpahkan keluhmu?
Apa lagi alasanmu untuk pamerkan kecengenganmu?
Apa lagi alasanmu untuk tidak berbuat, saat kesempatan berbuat begitu luas terbuka?
ia ada untuk engkau isi,
kesempatan itu untuk engkau taklukkan,

So, jangan pernah ragu lagi,
engkau sudah sangat kuat bersamaNya,
engkau sangat luar biasa dalam bimbinganNya,
engkau mampu taklukkan egomu,
engkau mampu runtuhkan kelumu,
engkau mampu robohkan karang kesombonganmu itu,
engkau mampu berlemah lembut,
engkau bisa berkasih sayang,
engkau akan selalu memiliki jiwa yang lapang,
untuk kembali menerbitkan senyumanmu,
senyuman terindah yang engkau miliki,

Yakinlah bahwa engkau mampu,
maka engkau benar-benar mampu, wahai sahabatku…

Semangat berjuang!
gigih berdoa,
jangan pernah engkau lupa, ada Dia bersamamu,

Semoga engkau selalu ingat,
ada yang mengharapkan kebaikan-kebaikanmu,
kenanglah saat-saat engkau menderita,
maka engkau akan mampu berbagi di saat bahagiamu
sumbangkanlah walau sepotong senyumanmu,
sampaikanlah walau sebait nasehatmu,
bagilah walau satu kata motivasimu hari ini,
maka engkau akan bahagia…

Ajak Hatimu Bicara

Posted by www.storyofezy.co.cc On 0 komentar


• Ketika dirimu gelisah...
  Sentuhlah hatimu dgn lantunan ayat2 cinta dalam kitab suci Al-qur'an.

• Ketika kau lemah...
  Rangkum kembali makna-makna kebersamaan
  bersama saudara-saudaramu agar saling menguatkan.

• Ketika kau lelah dan mulai putus asa...
  Maka Allah swt akan tersenyum padamu...
  YAKINLAH tiada usaha halal yg sia-sia.

• Ketika peluh & kerja tak dihargai...
  Maka ingatlah saat itu kita sedang belajar tentang KETULUSAN.

• Ketika usaha keras kita dinilai sia-sia oleh orang lain...
  Maka saat itu kita sedang memaknai KEIKHLASAN.

• Ketika hati terluka dalam karena tuduhan atas hal yang tak pernah kita lakukan...
  Maka saat itu kita sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

• Ketika lelah mendera & kecewa menerpa...
  Maka saat itu kita sedang belajar memaknai tentang arti KESUNGGUHAN.

• Ketika sepi menyergap & sendiri membulat dalam keramaian...
  Maka saat itu kita sedang memberi makna tentang KETANGGUHAN.

• Ketika kita harus membayar biaya yang sebenarnya tak perlu kita tanggung,
  Maka saat itu kita sedang belajar tentang KEMURAHHATIAN.

• Bersama kesulitan ada kemudahan...Bersama Kesulitan ada kemudahan...
  Jangan pernah merugikan & menyakiti org lain.
  Allah maha meliihat & mendengar rintihan hatimu: BERDOALAH.

• Tetap semangat, sabar, tersenyum...
   Dan Terus belajar..!! Karena kamu sedang menimba ilmu di Universitas KEHIDUPAN!

• Dia menaruhmu di tempat yang sekarang, bukan karena kebetulan..!!
  Ada maksud yg TERINDAH di setiap rencanaNya..!! Bergembiralah !!

#aboe Bakar Al-Habsyi

SIAPAKAH AKU?

Posted by www.storyofezy.co.cc On 0 komentar


Aku adalah teman sejatimu.
Aku adalah penolongmu yang paling hebat,
Juga adalah bebanmu yang paling berat.

Aku akan mendorongmu maju
Atau menyeretmu kedalam kegagalan.

Aku sepenuhnya tunduk pada perintahmu.
Sembilan puluh persen hal yang kamu perbuat
Boleh kamu serahkan kepadaku
Dan aku akan dapat mengerjakan secara cepat dan tepat.

Aku mudah diatur,
Tunjukkanlah kepadaku...
Bagaimana persisnya kamu menghendaki sesuatu dikerjakan
Dan setelah beberapa kali aku akan mengerjakannya secara otomatis.

Aku adalah hamba semua orang hebat
Dan sayangnya juga hamba semua orang pecundang.

Aku bukan mesin,
Walaupun aku bekerja dengan presisi mesin
Dan ditambah intelegensi manusia.

Kamu bisa menjalankan aku
Demi meraih keuntungan atau malah hancur,
Tidak ada bedanya bagiku.

Ambillah aku, latihlah aku,  bersikaplah tegas terhadapku…
Maka aku akan menempatkan dunia dibawah kakimu.

Bersikap longgarlah terhadapku…
Maka aku akan menghancurkanmu.

Siapakah aku?

Aku adalah "KEBIASAAN".


Kebiasaan-kebiasaan yang baik
harus dipegang erat-erat dengan kuat
dan dengan komitmen yang tinggi.

Terlepas bagaimana perasaan anda saat itu,
setiap keputusan yang dikuatkan oleh kehendak anda
 untuk mengambil tindakan sesuai dengan komitmen anda
akan mendatangkan hasil-hasil yang mengagumkan
dalam waktu yang relatif singkat.

(kiruman dari teman)

Dokter Rp 2000

Posted by www.storyofezy.co.cc On Selasa, 07 Juni 2011 0 komentar

Usianya sudah lanjut, yakni 67 tahun. Namun semangatnya untuk mengabdi ke masyarakat tak pernah surut. Dialah Dokter FX Sudanto. Dan bagi warga Abepura, Papua, dia biasa disebut dengan julukan 'Dokter Rp 2000'.

Lebih dari 30 tahun Sudanto mengabdikan hidupnya sebagai dokter di Abepura. Untuk berobat kepadanya, warga tak perlu mengeluarkan banyak duit. Cukup Rp 2000. Bahkan kalau memang tidak punya uang sama sekali, gratis pun jadi. Karena itulah Sudanto terkenal dengan panggilan 'Dokter Rp 2000'.


Sudanto memang sudah pensiun sejak tahun 2003. Meski demikian, dia tetap membuka praktek di rumahnya di distrik Abepura. Dia merasa, tenaganya masih dibutuhkan warga.

"Kalau dibilang capek, ya capek. Tapi ini pengabdian dan masyarakat di sana masih membutuhkan," kata Sudanto usai menerima penghargaan Alumni Award atau penghargaan bagi insan UGM berprestasi di Gedung Graha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Yogyakarta.

Menurut Sudanto, setiap harinya warga yang datang berobat sekitar 100. Jumlah itu bisa bertambah menjadi dua kali lipat bila sehabis liburan. "Jam praktek biasanya mulai jam 7 pagi hingga sore. Tapi kalau masih banyak bisa sampai malam," ujar Sudanto.

Sudanto mengabdikan diri di Papua begitu lulus dari Fakultas Kedokteran Umum (FKU) UGM tahun 1976. Saat itu, FKU UGM masih di kompleks Ngasem, Kraton bukan di Bulaksumur seperti sekarang ini.

Setelah lulus, Sudanto mendaftarkan diri ikut program Dokter Inpres. Dia kemudian ditempatkan di wilayah Asmat Irian Jaya (Papua). Selama 6 tahun hingga 1982 dia bertugas di Asmat dengan melayani 4 kecamatan terpencil.

Wilayah tugasnya benar-benar di pedalaman. Setiap hari Sudanto harus berjalan kaki keluar masuk hutan dan rawa untuk menjangkau satu desa ke desa lainnya. Pasiennya banyak yang tak mampu membayar jasanya dengan uang. Mereka hanya membayar dengan sagu, rempah-rempah atau kayu bakar dari hutan.

"Pasien paling banyak menderita malaria akut, infeksi saluran pernafasan, serta kurang gizi," kata pria kelahiran Karanganyar, Kebumen, Jawa tengah, 5 Desember 1942 itu.

Sudanto menjadi dokter Inpres sampai tahun 1982. Selanjutnya dia bertugas di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Abepura hingga pensiun pada tahun 2003.

Setelah pensiun, ayah lima anak ini membuka praktek pengobatan di rumahnya di Abepura. Dia juga mengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura hingga sekarang. Termasuk juga mengajar di program studi Pendidikan Jasmi dan Kesehatan (Penjaskes) FKIP Uncen serta beberapa perguruan tinggi swasta di Jayapura.

Sudanto praktik mulai pukul 07.00 WIT hingga 12.00 WIT. Pasien hanya membayar biaya periksa. Sedang obat-obatan, alat suntik dibeli pasien di apotek yang terletak didekat tempat prakteknya.

"Hanya memeriksa kondisi pasien saja. Banyak pasien yang merasa sudah sembuh setelah diperiksa. Semua obat yang ada adalah obat generik," pungkas suami dari Elisabeth S, perempuan keturunan Ambon-Manado.

Penghargaan terhadap Sudanto diberikan dalam rangka Dies Natalis ke-60 UGM. Dalam kesempatan itu, UGM memberikan penghargaan terhadap 90 orang berprestasi. 5 Di antaranya adalah pengabdi di daerah miskin dan terpencil.

Assalamu'alaikum, teman sejawatku ini ada secarik surat yang tidak ada salahnya teman sejawatku mahasiswa kedokteran dan para dokter untuk dibaca. Ayo cekidot baca dan hayati :

" Rekan sejawat yang terhormat,
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, makasegeralah kemasi barang-barang Anda.

Mungkin fakultas lain lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah

Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.


Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.


Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.


Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.


Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.


Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.


Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.


Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.


Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.


Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”


Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?”


Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”


Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.


Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.


Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…





NB :

Ini bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya. Tulisan ini hanya sekadar sebuah nasihat untuk diri sendiri dan rekan sejawat semua untuk meluruskan kembali niat kita dalam menjadi seorang dokter. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. Dokter terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun saya yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai mati. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya, walaupun banyak yang mencemooh dan merendahkan. Saya yakin, Allah tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.


SOURCE : Message dari Grup FK UNISBA 2010

Surat ini datang dari ibumu, yang selalu dirundung sengsara

Posted by www.storyofezy.co.cc On Rabu, 01 Juni 2011 0 komentar

Untuk anakku yang ku sayangi di bumi Allah ta’ala

Segala puji ku panjatkan ke hadirat Allah ta’ala, yang telah memudahkan ibu untuk beribadah kepada-Nya.
Sholawat serta salam, ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam-, keluarga, dan para sahabatnya.
Wahai anakku …

Surat ini datang dari ibumu, yang selalu dirundung sengsara. Setelah berpikir panjang, ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri ini.
Setiap kali menulis, setiap itu pula gores tulisan ini terhalangi oleh tangis. Dan setiap kali menitikkan air mata, setiap itu pula, hati ini terluka.

Wahai anakku …
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak. Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau akan remas kertas ini, lalu engkau robek-robek, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati ibu, dan telah engkau robek pula perasaannya.
Wahai anakku …

25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku.
Suatu ketika dokter datang menyampaikan tentang kehamilanku, dan semua ibu sangat mengerti arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini, sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi ibu.
Semenjak kabar gembira tersebut, aku membawamu sembilan bulan. Tidur, berdiri, makan, dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi, itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.
Aku mengandungmu wahai anakku, pada kondisi lemah di atas lemah. Bersamaan dengan itu, aku begitu gembira tatkala merasakan dan melihat terjalan kakimu, atau balikan badanmu di perutku.
Aku merasa puas, setiap aku menimbang diriku, karena bila semakin hari semakin berat perutku, berarti dengan begitu engkau sehat wal afiat di dalam rahimku.

Anakku …
Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah tiba pada malam itu, yang aku tidak bisa tidur sekejap pun, aku merasakan sakit yang tidak tertahankan, dan merasakan takut yang tidak bisa dilukiskan.
Sakit itu berlanjut, sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula, aku melihat kematian di hadapanku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia, dan engkau lahir. Bercampur air mata kebahagiaanku dengan air mata tangismu.
Ketika engkau lahir, menetes air mata bahagiaku. Dengan itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku kepadamu semakin bertambah, dengan bertambah kuatnya sakit.
Aku raih dirimu, sebelum ku raih minuman. Aku peluk cium dirimu, sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkongan.
Wahai anakku …

Telah berlalu setahun dari usiamu. Aku membawamu dengan hatiku, memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Sari pati hidupku, kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur, demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu. Harapanku pada setiap harinya, agar aku selalu melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat, adalah setiap permintaanmu agar aku berbuat sesuatu untukmu. Itulah kebahagiaanku.
Lalu berlalulah waktu, hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, selama itu pula, aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai… menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti… menjadi pekerjamu yang tidak pernah lelah… dan mendoakan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.
Aku selau memperhatikan dirimu, hari demi hari, hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu, wahai anakku…
Tatkala itu, aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan, demi mencari pasangan hidupmu, semakin dekat hari perkawinanmu anakku, semakin dekat pula hari kepergianmu.
Tatkala itu, hatiku serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka. Tangis telah bercampur pula dengan tawa.
Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan… karena engkau telah mendapatkan jodoh… karena engkau telah mendapatkan pendamping hidup… Sedangkan sedih karena engkau adalah pelipur hatiku, yang akan berpisah sebentar lagi dari diriku.
Waktu pun berlalu, seakan-akan aku menyeretnya dengan berat, kiranya setelah perkawinan itu, aku tidak lagi mengenal dirimu.
Senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihanku, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam, seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran, aku benar-benar tidak mengenalmu lagi, karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.
Terasa lama hari-hari yang ku lewati, hanya untuk melihat rupamu. Detik demi detik ku hitung demi mendengar suaramu. Akan tetapi penantianku seakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu, aku menyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering, aku merasa bahwa engkau yang akan menelponku. Setiap suara kendaraan yang lewat, aku merasa bahwa engkaulah yang datang.
Akan tetapi semua itu tidak ada, penantianku sia-sia, dan harapanku hancur berkeping. Yang ada hanya keputus-asaan… Yang tersisa hanya kesedihan dari semua keletihan yang selama ini ku rasakan, sambil menangisi diri dan nasib yang memang ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku…
Ibumu tidaklah meminta banyak, ia tidaklah menagih padamu yang bukan-bukan.
Yang ibu pinta kepadamu:
Jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu.
Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.
Dan ibu memohon kepadamu nak, janganlah engkau pasang jerat permusuhan dengan ibumu.
Jangan engkau buang wajahmu, ketika ibumu hendak memandang wajahmu.
Yang ibu tagih kepadamu:
Jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana, sekalipun hanya sedetik.
Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi. Atau sekiranya terpaksa engkau datang sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku…
Telah bungkuk pula punggungku… bergemetar tanganku… karena badanku telah dimakan oleh usia, dan telah digerogoti oleh penyakit… Berdirinya seharusnya telah dipapah… duduk pun seharusnya dibopong…
Akan tetapi, yang tidak pernah sirna -wahai anakku- adalah cintaku kepadamu… masih seperti dulu… masih seperti lautan yang tidak pernah kering… masih seperti angin yang tidak pernah berhenti…
Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikan dengan kebaikan, sedangkan ibumu, mana balas budimu, mana balasan baikmu?! bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air serupa?! bukan sebaliknya air susu dibalas dengan air tuba?! Dan bukankah Alloh ta’ala, telah berfirman:
هل جزاء الإحسان إلا الإحسان
Bukankah balasan kebaikan, melainkan kebaikan yang serupa?!
Sampai begitukah keras hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu.
Wahai anakku…
Setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak?! Karena engkau adalah buah dari kedua tanganku… Engkau adalah hasil dari keletihanku… Engkaulah laba dari semua usahaku…
Dosa apakah yang telah ku perbuat, sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?!
Pernahkah suatu hari aku salah dalam bergaul denganmu?!
Atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?!
Tidak dapatkah engkau menjadikanku pembantu yang terhina dari sekian banyak pembantu-pembantumu yang mereka semua telah engkau beri upah?!
Tidak dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu?!
Dapatkah engkau sekarang menganugerahkan sedikit kasih sayang demi mengobati derita orang tua yang malang ini?!
إن الله يحب المحسنين
Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berbuat baik.

Wahai anakku…
Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.
Wahai anakku…
Hatiku terasa teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan, bahwa engkau adalah laki-laki yang supel, dermawan dan berbudi.
Wahai anakku…
Apakah hatimu tidak tersentuh, terhadap seorang wanita tua yang lemah, binasa dimakan oleh rindu berselimutkan kesedihan, dan berpakaian kedukaan?!
Mengapa? Tahukah engkau itu?! Karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… Karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… Karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim.
Wahai anakku…
Ibumu inilah sebenarnya pintu surga, maka titilah jembatan itu menujunya… Lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, kemaafan, dan balas budi yang baik… Semoga aku bertemu denganmu di sana, dengan kasih sayang Alloh ta’ala sebagaimana di dalam hadits:
الوالد أوسط أبواب الجنة فإن شئت فأضع ذلك الباب أو احفظه
Orang tua adalah pintu surga yang paling tinggi. Sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu, atau jagalah! (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, dishohihkan oleh Albani)
Anakku…
Aku mengenalmu sejak dahulu… semenjak engkau telah beranjak dewasa… aku tahu engkau sangat tamak dengan pahala… engkau selalu cerita tentang keuatamaan berjamaah… engkau selalu bercerita terhadapku tentang keutamaan shof pertama dalam sholat berjamaah… engkau selalu mengatakan tentang keutamaan infak, dan bersedekah…
Akan tetapi satu hadits yang telah engkau lupakan… satu keutamaan besar yang telah engkau lalaikan… yaitu bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Abdulloh bin Mas’ud, ia mengatakan:
سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم، قلت: يا رسول الله أي العمل أفضل؟ قال: الصلاة على ميقاتها. قلت: ثم أيُّ؟ قال: ثم بر الوالدين. قلت: ثم أيُّ؟ قال: الجهاد في سبيل الله. فسكت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ولو استزدته لزادني. (متفق عليه)
Aku bertanya kepada Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-: Wahai Rosululloh, amal apa yang paling mulia? Beliau menjawab: sholat pada waktunya. Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rosululloh? Beliau menjawab: Kemudian berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rosululloh? Beliau menjawab: Kemudian jihad di jalan Alloh. Lalu aku pun diam (tidak bertanya) kepada Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- lagi, dan sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya.
Itulah hadits Abdulloh bin Mas’ud…

Wahai anakku…
Inilah aku, ibumu… pahalamu… tanpa engkau harus memerdekakan budak atau banyak-banyak berinfak dan bersedekah… aku inilah pahalamu…
Pernahkah engkau mendengar, seorang suami yang meninggalkan keluarga dan anak-anaknya, berangkat jauh ke negeri seberang, ke negeri entah berantah untuk mencari tambang emas, guna menghidupi keluarganya?! Dia salami satu persatu, dia ciumi isterinya, dia sayangi anaknya, dia mengatakan: Ayah kalian, wahai anak-anakku, akan berangkat ke negeri yang ayah sendiri tidak tahu, ayah akan mencari emas… Rumah kita yang reot ini, jagalah… Ibu kalian yang tua renta ini, jagalah…
Berangkatlah suami tersebut, suami yang berharap pergi jauh, untuk mendapatkan emas, guna membesarkan anak-anaknya, untuk membangun istana mengganti rumah reotnya.
Akan tetapi apa yang terjadi, setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, yang ia bawa hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia gagal dalam usahanya. Pulanglah ia kembali ke kampungnya. Dan sampailah ia ke tempat dusun yang selama ini ia tinggal.
Apa lagi yang terjadi di tempat itu, setibanya di lokasi rumahnya, matanya terbelalak. Ia melihat, tidak lagi gubuk reot yang ditempati oleh anak-anak dan keluarganya. Akan tetapi dia melihat, sebuah perusahaan besar, tambang emas yang besar. Jadi ia mencari emas jauh di negeri orang, kiranya orang mencari emas dekat di tempat ia tinggal.
Itulah perumpaanmu dengan kebaikan, wahai anakku…
Engkau berletih mencari pahala… engkau telah beramal banyak… tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar… di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu masuk surga…
Ibumu adalah orang yang dapat menghalangimu untuk masuk surga, atau mempercepat amalmu masuk surga… Bukankah ridloku adalah keridloan Alloh?! Dan bukankan murkaku adalah kemurkaan Alloh?!

Anakku…
Aku takut, engkaulah yang dimaksud oleh Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam- di dalam haditsnya:
رغم أنفه ثم رغم أنفه ثم رغم أنفه قيل من يا رسول الله قال من أدرك والديه عند الكبر أحدهما أو كليهما ثم لم يدخل الجنة (رواه مسلم)
Celakalah seseorang, celakalah seseorang, dan celakalah seseorang! Ada yang bertanya: Siapakah dia wahai Rosululloh? Beliau menjawab: Dialah orang yang mendapati orang tuanya saat tua, salah satu darinya atau keduanya, akan tetapi tidak membuat dia masuk surga. (HR. Muslim 2551)
Celakalah seorang anak, jika ia mendapatkan kedua orang tuanya, hidup bersamanya, berteman dengannya, melihat wajahnya, akan tetapi tidak memasukkan dia ke surga.

Anakku…
Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit, aku tidak akan adukan duka ini kepada Alloh, karena jika seandainya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan, yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya…
Aku tidak akan melakukannya wahai anakku… tidak… bagaimana aku akan melakukannya, sedangkan engkau adalah jantung hatiku… bagaimana ibu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit, sedangkan engkau adalah pelipur lara hatiku… bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena doa mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku…
Bangunlah nak… bangunlah… bangkitlah nak… bangkitlah… uban-uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa, sehingga engkau akan menjadi tua pula.
الجزاء من جنس العمل
Sebagaimana engkau akan berbuat, seperti itu pula orang akan berbuat kepadamu.
الجزاء من جنس العمل
Ganjaran itu sesuai dengan amal yang engkau telah tanamkan. Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam.
Aku tidak ingin engkau menulis surat ini… aku tidak ingin engkau menulis surat yang sama, dengan air matamu kepada anak-anakmu, sebagaimana aku telah menulisnya kepadamu.

Wahai anakku…
Bertakwalah kepada Allah… takutlah engkau kepada Allah… berbaktilah kepada ibumu… peganglah kakinya, sesungguhnya surga berada di kakinya… basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya… kencangkan tulang ringkihnya… dan kokohkan badannya yang telah lapuk…
Anakku…
Setelah engkau membaca surat ini, terserah padamu. Apakah engkau sadar dan engkau akan kembali, atau engkau akan merobeknya.
Wa shollallohu ala nabiyyina muhammadin wa ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Dari Ibumu yang merana.

(an-nashihah: Disadur dari kajian Ustadz Armen -rohimahulloh- oleh ustadz Abu Abdillah Ad-Daariny, Lc)